Rabu, 07 Januari 2009

ARKEOLOGI DAN KOTA DAUD

Mungkin lebih dari disiplin akademis lainnya, arkeologi memperluas pemahaman kita tentang catatan sejarah dalam alkitab. Arkeolog telah menemukan beberapa dari artifak spektakuler dalam Kota Daud, sebuah area seluas 12 mil persegi di bagian tenggara Yerusalem sekarang ini.
Dari investigasi paling awal yang dilakukan oleh orang Amerika bernama Edward Robinson pada 1838, hingga penggalian ekstensif dibawah arahan Yigal Shiloh dari 1978 hingga 1982, arkeologi secara progresif dan dramatis memberikan konfirmasi terhadap catatan alkitab baik untuk Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Kota Daud sendiri hanya mengandung sedikit material dari masa Daud aktual yaitu jaman besi I dan II. Hingga sekarang, penggali belum berhasil mengangkat material bukti untuk Kuil Penyembahan Salomo.

Catatan arkeolog tentang Yerusalem di akhir abad 11 dan awal abad 10 SM kurang banyak mendukung sebagaimana diharapkan. Bahkan produk penggalian yang paling layak dicatat di Yerusalem yang umum disebut sebagai Menara Daud, digali oleh R.A.S. Macalister pada 1920an, mengandung titel yang dapat dengan mudah menyesatkan. Meskipun nama menara tersebut berhubungan dengan struktur terkenal dari jaman monarki Israel, pada kenyataannya hanya merupakan bagian terbawah dari periode Daud. Sebagian besar bangunan berkubu tersebut menunjuk pada periode Maccabe sekitar abad 2 SM.

Pekerjaan arkeologi lainnya secara meyakinkan mencatat sejarah dalam alkitab. Khususnya, tokoh arkeologi alkitabiah tertua Inggris, Kathleen Kenyon, mengungkapkan fitur arkeologi penting dari masa Daud. Pada 1961 penggaliannya berhasil mengekspos sebagian dari tembok Jebusite yang mengelilingi Yerusalem ketika Daud mengambil alih kota tersebut mendekati akhir abad 11 SM. (lihat2 Samuel 5:6, 7).

Pejuang Gerilya

Relevan dengan episode yang sama, penemuan lain dari beberapa arkeolog yang telah melalui pengujian mendukung spekulasi yang mengagumkan terhadap catatan Yoab yang masuk ke Yebusit Yerusalem secara diam-diam. Even yang berkaitan dengan kitab 2 Samuel 5, terjadi mendekati masa berkuasanya Daud yang memimpin 12 suku Israel. Daud menawarkan hadiah bagi orang yang mengambil alih Yerusalem dengan menjadikannya pemimpin tentara Israel. Keponakan Daud sendiri, Yoab, sepertinya akan memperoleh kedudukan ini dengan membuka pintu masuk ke dalam kota melalui tsinnor, yang secara bebas diartikan sebagai selokan (ayat 8) dalam the King James Version of the Bible dan "terowongan air" dalam the New King James Version.

Referensi ini sangat mungkin menggambarkan saluran/terowongan air bawah tanah Yebusite pada 1867 oleh seorang kapten berkebangsaan Inggris Charles Warren. Yoab mungkin juga menemukan pintu masuk bawah tanah yang mengarah ke saluran tersebut, kemudian menyusurinya untuk memperoleh jalan masuk ke kota. Untuk mendemonstrasikan kemungkinan prestasi tersebut, salah satu anggota misi Capt. Montague Parker (1909-1911) menuruni saluran air tersebut. Meskipun arkeolog masih belum bisa memastikan bahwa mereka telah menemukan saluran yang tepat, perpaduan antara catatan alkitab dan fitur geologis tertentu dari kota tersebut memunculkan kemungkinan yang menarik.

Fitur utama lainnya, tidak termasuk atraksi turis populer, dibawah Kota Daud adalah terowongan Hizkia. Terowongan bawah tanah ini berhubungan dengan kekuasaan Raja Yehuda pada abad 8 SM dan reformer keagamaan Hizkia (2 Raja-raja 20:20; 2 Chronicles 32:2-4). Edward Robinson adalah orang pertama dalam jaman modern yang mengeksplorasinya. Berikutnya banyak orang seperti sarjana dan turis yang mengikuti jejak Robinson.

Sekali lagi, bukti adalah subjek untuk interpretasi, tetapi terowongan mungkin menjadi bagian respon defensif yang komprehensif untuk invasi Assyria pada akhir abad 8, pertama dari bagian paling utara dari Kerajaan Israel dan terakhir kerajaan Yehuda. Kampanye militer terakhir dideskripsikan dalam 2 Raja-raja 18:9-19:37 dan Yesaya 36, 37. Penemuan dari penggalian Nahaman Avigad pada 1970 secara umum dianggap sebagai bukti dalam 2 Tawarikh 32:5, menggambarkan pekerjaan yang signifikan tentang tembok kota pada abad 8. Keresahan Hizkia tentang sebuah ancaman militer yang akan datang dibuktikan dengan bekas tembok kota yang diperluas hingga ke bagian selatan dan barat, yang melebihi batas dari Kota Daud (Yesaya 22:9-11).

Perluasan tembok ini menunjukkan bahwa populasi Yerusalem membengkat pada tahun-tahun sebelum invasi Assyria terhadap Yehuda. Tidak diragukan bahwa pengembangan tersebut merupakan akibat dari masuknya pengungsi dari Kerajaan Utara yang jatuh ke dalam Yerusalem. Mungkin beberapa orang Yahudi juga meninggalkan daerah pedalaman kerajaan untuk mencari rasa aman di ibukota.

Dalam hal ini masuk akal jika Hiskia, mengantisipasi pembantaian oleh Assyria, mengambil keputusan untuk memastikan suplai air terhadap Yerusalem dipersiapkan sebagai bagian dari kesiagaan. Dan dia harus melakukannya, karena tentara Assyrian dibawah Raja Sanherib membanjiri kerajaan. Menurut catatan alkitab dan silinder Taylor (tablet tanah liat berbentuk silinder dari arsip Sanherib bertuliskan tentang sebuah versi serangan terhadap Yerusalem), Hizkia mendapati dirinya, meski sementara, terjebak seperti seekor burung dalam sangkar.

Penemuan Inkripsi

Terowongan yang berkelok-kelok itu sendiri berawal dari mata air Gihon di bagian luar tembok di sebelah timur laut Kota Daud, dan masuk sedalam 1,750 kaki sebelum muncul ke permukaan di Kolam Siloam. Jelas bahwa pekerja Hizkia mengkonstruksi keajaiban teknis ini dengan menggali terowongan dari masing-masing ujung dan mempertemukan di tengahnya. Untuk mengenang pencapaian landmark seperti itu, beberapa orang meninggalkan inskripsi dalam bahasa Ibrani diatas tembok batu di dekat titik pertemuan penggalian tersebut.

Ketika ditemukan di dekat Kolam Siloam tahun 1880, hampir seluruh bagiannya terpelihara. Inkripsi Siloam ini, sekarang dipindahkan ke Museum of Ancient Orient di Istanbul, bertuliskan:
“Ketika terowongan diarahkan. Dan ini adalah cara dimana terowongan tersebut digali: ketika … masih … kapak, masing-masing orang kepada temannya, dan ketika masih tersisa tiga cubit untuk digali, terdengar suara seorang pria memanggil temannya, karena terjadi overlap di batu sebelah kanan dan kiri. Dan ketika terowongan digali, penggali membelah batu, satu sama lain saling bertemu, kapak bertemu kapak; dan air mengalir dari mata air ke kolam penampungan seukuran 1.200 cubit, dan tinggi dari batu kira-kira setinggi kepala penggali yaitu 100 cubit”

Alkitab yang secara jelas merujuk pada penggalian ini menyatakan: “Kisah lainnya mengenai Raja Hizkia, mengenai jasa-jasa kepahlawanannya, dan bagaimana ia membuat kolam dan saluran air untuk menyalurkan air ke kota, semuanya dicatat dalam buku Sejarah Raja-raja Yehuda.” (2 Raja-raja 20:20).

Contoh diatas mengidentifikasikan hanya sebagian kecil dari penemuan ilmiah arkeologi yang telah digali di dalam atau di dekat Kota Daud. Umat Kristen dapat berterimakasih untuk bukti yang diberikan dari penggalian arkeologi. Hal tersebut memberikan inspirasi bahwa “Perkataan Allah” tidak pernah salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar